Upacara Adat
- Wadian
- Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
- Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
- Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
- Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
- Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)
- Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
Wadian:
Zaman dahulu kala, saat pengobatan medis tidak semaju sekarang,
orang-orang Dayak memanfaatkan jasa wadian untuk mengobati sakit yang
mereka derita. Lama atau tidaknya ritual pengobatan tergantung dari
parah tidaknya penyakit yang diderita.

Dewasa ini, selain untuk pengobatan, wadian juga telah dikembangkan
sedemikian rupa menjadi salah satu kesenian daerah yang dapat dinikmati
sebagai sebuah atraksi kesenian yang sangat menarik.
Tiwah :


Rawing Tempun Telun, Raja Dohong Bulau atau Mantir Mama Luhing Bungai Raja Malawung Bulau, yang bertempat tinggal di langit ketiga. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya Rawing Tempun Telun dibantu oleh Telun dan Hamparung, dengan melalui bermacam-macam rintangan.
Kendaraan yang digunakan oleh Rawing Tempun Telun mengantarkan liau
ke Lewu Liau ialah Banama Balai Rabia, Bulau Pulau Tanduh Nyahu Sali
Rabia, Manuk Ambun. Perjalanan jauh menuju Lewu Liau meli\ewati empat
puluh lapisan embun , melalui sungai-sungai, gunung-gunung, tasik, laut,
telaga, jembatan-jembatan yang mungkin saja apabila pelaksanaan tidak
sempurna, Salumpuk liau yang diantar menuju alam baka tersesat.
Pelaksana di pantai danum kalunen dilakukan oleh Basir dan Balian.
Potong Pantan :
Upacara untuk menyambut Tamu dari luar daerah Kalteng maka akan disambut dengan Potong Pantan sebagai bentuk penghormatan untuk persaudaraan dan keakraban.
Wara, upacara sakral Dayak Dusun
Masyarakat Dayak Dusun di Kalimantan Tengah memiliki upacara adat yang
sangat sakral. Upacara tersebut dinamakan wara. Upacara sakral ini mirip
dengan upacara ngaben yang biasa dilakukan masyarakat Hindu di Bali.
Upacara ini bagi penganut agama Hindu Keharingan di Kalimantan Tengah
merupakan salah satu dari sekian banyak upacara adat yang memiliki nilai
ritual dan sakral yang sangat tinggi, khusus yang ditemui dalam upacara
adat kematian.
Masyarakat
Dayak membedakan manusia dalam tiga dimensi siklus, yaitu manusia
sebelum lahir, manusia setelah lahir yang dinamakan alam kehidupan
(dunia) dan manusia setelah kehidupan (alam surga atau syurga loka).
Siklus ini selalu ditandai dengan berbagai upacara adat yang berurutan
sejak seorang manusia masih dalam kandungan hingga setelah meninggal
dunia.Menurut kepercayaan masyarakat Dayak yang memeluk kepercayaan
Keharingan upacara ini memiliki nilai ritual tertinggi dibandingkan
dengan upacara adat sebelumnya. Dalam upacara ini, roh yang sebelumnya
menunggu di Gunung Lumut salah satu tempat yang dianggap sakral oleh
masyarakat Dayak di pedalaman sungai Tewei (Teweh) dipanggil kembali
untuk menerima sesajen dan pensucian sebelum dihantar ke syurga loka
(tempat suci).
Upacara
adat wara adalah upacara adat kematian yang dilakukan oleh masyarakat
Kaharingan untuk mengantarkan arwah leluhur ke tempat paling akhir yang
disebut lewu tatau (surga) . Wara
merupakan ritual upacara dalam rangka membagikan bagian harta benda
kepada arwah kakek, nenek atau orangtua atau saudara dari keluarga –
keluarga penyelenggara upacara wara yang telah meninggal satu atau dua
tahun yang lalu. Pembagian harta benda tersebut dilambangkan dalam
bentuk sesajen berupa makanan dan minuman sesuai makanan kebiasaan arwah
orang yang diupacarai tersebut. Upacara Wara biasanya berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.
Upacara Wara dipimpin oleh Wadian Wara yang berperan sebagai penghubung antara manusia dengan arwah . Wadian Wara dibantu oleh pelayan-pelayannya yang disebut Pangading. Mereka melakukan upacara demi upacara, misalnya ; makan diau (memberi makan arwah), dan nutui lalan diau nuju gunung lumut (mengantar arwah dalam perjalanan ke surga).
Potong Pantan :
Upacara untuk menyambut Tamu dari luar daerah Kalteng maka akan disambut dengan Potong Pantan sebagai bentuk penghormatan untuk persaudaraan dan keakraban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar