Suku Bangsa


Komposisi
Sukubangsa di Kalimantan Tengah
|
|||
Suku Bangsa
|
Central
Borneo 1930 (termasuk sebagian Kalbar)
|
Kalteng 2000
|
2010
|
Total
|
393,282
|
-
|
-
|
Dayak
|
63,49%
|
-
|
-
|
Dayak Ngaju
|
(Dayak)
|
18,02%
|
-
|
Dayak Sampit
|
(Dayak)
|
9,57%
|
-
|
Dayak Bakumpai
|
(Dayak)
|
7,51%
|
-
|
Dayak Katingan
|
(Dayak)
|
3,34%
|
-
|
Dayak Maanyan
|
(Dayak)
|
2,80%
|
-
|
Melayu
|
26,64%
|
(Melayu
Banjar)
|
-
|
Melayu Banjar
|
5,95%
|
24,20%
|
-
|
Jawa
|
2,51%
|
18,06%
|
-
|
Bugis
|
1,09%
|
-
|
-
|
Madura
|
-
|
3,46%
|
-
|
Suku lainnya
|
0,32%
|
...%
|
-
|
Contoh Suku:
Suku
Dayak Bakumpai
Masyarakat
Dayak (Bakumpai) di Sungai Barito tempo duluSuku Dayak Bakumpai (Belanda:
Becompaijers/Bekoempaiers) adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju yang beragama
Islam. Suku Bakumpai terutama mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai
Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan (sebagai pusatnya) sampai kota Puruk Cahu, Murung Raya. Suku Bakumpai merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan
merupakan 7,51% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Bakumpai
tergabung ke dalam suku Dayak pada sensus 1930.
Suku
Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas Distrik Bakumpai sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman orang Barangas (Baraki). Sebelah utara (hulu) dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah
wilayah Distrik Mangkatip (Mengkatib) merupakan pemukiman suku Dayak Bara Dia atau Suku Dayak Mangkatip. Suku Bakumpai maupun suku
Mangkatip merupakan keturunan suku Dayak Ngaju dari Tanah Dayak.
Suku
Bakumpai banyak mendapat pengaruh bahasa, budaya, hukum adat, dan arsitektur
Banjar, karena itu suku Bakumpai secara budaya dan hukum adat termasuk ke dalam
golongan budaya Banjar, namun secara bahasa, suku Bakumpai memiliki kedekatan
dengan bahasa Ngaju.
Menurut
situs "Joshua Project" suku Bakumpai berjumlah 41.000 jiwa.
Populasi
suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan
Pusat Statistik berjumlah 20.609 jiwa. Di Kalimantan Selatan, suku Bakumpai
terbanyak terdapat di kabupaten Barito Kuala sejumlah 18.892 jiwa (tahun 2000).
Kabupaten/kota
yang terdapat organisasi kerukunan suku Bakumpai :
- Kabupaten Barito Kuala (kecamatan Bakumpai, Tabukan dan Kuripan)
- Kabupaten Barito Selatan
- Kabupaten Barito Timur
- Kabupaten Barito Utara
- Kabupaten Murung Raya
- Kabupaten Kapuas
- Kabupaten Pulang Pisau
- Kota Palangkaraya
- Kabupaten Katingan, berupa enclave
- Kota Banjarmasin
- Kabupaten Kutai Barat (1,7% populasi)
Hampir
seluruh suku Bakumpai beragama Islam dan relatif
sudah tidak nampak religi suku seperti pada kebanyakan suku Dayak (Kaharingan).
Upacara adat yang berkaitan dengan sisa-sisa
kepercayaan lama, misalnya ritual "Badewa" dan "Manyanggar Lebu".
Menurut
Tjilik Riwut, Suku Dayak Bakumpai merupakan suku kekeluargaan yang termasuk
golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4
suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan Dayak Ngaju (Ot Danum).
Mungkin
adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum.
Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut Tjilik Riwut, suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal
atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah
mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi
suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.
Silsilah
suku Bakumpai;
Suku Dayak
(suku asal), terbagi suku besar (rumpun):
- Dayak Laut (Iban)
- Dayak Darat
- Dayak Apo Kayan / Kenyah-Bahau
- Dayak Murut
- Dayak Ngaju / Ot Danum, terbagi 4 suku kecil:
- Dayak Maanyan
- Dayak Lawangan
- Dayak Dusun
- Dayak Ngaju, terbagi beberapa suku kekeluargaan :
- Dayak Bakumpai
- dan lain-lain
Perbandingan
hubungan suku Bakumpai dengan suku Dayak Ngaju, seperti hubungan suku Tengger dengan suku Jawa. Suku Dayak
Ngaju merupakan suku induk bagi suku Bakumpai.
Organisasi
suku Bakumpai yaitu "Kerukunan Keluarga Bakumpai" (KKB), merupakan
partai lokal Kalimantan pada pemilu 1955.
Suku
Dayak Ngaju
Suku Dayak Ngaju (Biaju) adalah suku asli di Kalimantan Tengah. Suku Ngaju merupakan suku baru yang muncul dalam
sensus tahun 2000 dan merupakan 18,02% dari penduduk Kalimantan Tengah,
sebelumnya suku Ngaju tergabung ke dalam suku Dayak dalam sensus 1930.[2]
Mengenal dan Memahami Sejarah asal usul
suku Dayak Siang
di Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah
Dalam kesusasteraan suku Dayak Kalimantan Tengah ,di mana orang Dayak
sangat percaya bahwa suku-suku yang dikalimantan itu dicipta langsung
oleh Tuhan Yang Maha Esa yang dalam bahasa Sangiang orang Dayak yang masih
mempertahankan keyakinan leluhurnya dengan ketat yaitu agama Kaharingan; dan
sang pencipta itu di kenal dengan nama Ranying Hattala Langit Panganteran Bulan Raja Tuntung
Matanandau (Raja dari segala Raja yang berkuasa atas Bulan dan Matahari) yang
tinggal di lewu tatau habaras bulau habusung hintan(kampong kebahagiaan
yang berlimpahkan emas permata ;kampong yang kekal tanpa ada penderitaan);Marko
Mahin ;menyelami
Kaharingan.
Dari manusia-manusia yang mendalami pulau Kalimantan saat ini ,di yakini
bahwa orang Dayak itu keturunan raja telu yaitu keturunan Maharaja Bunu,Maharaja Sangen dan
MaharajaSangiang yang mana dalam penitisan langsung dari Tuhan Yang
Maha Esa . asal-usul Suku Dayak, meskipun masih terlihat adanya
perbedaan-perbedaan pendapat. Akan tetapi, bagi penganut Agama Hindu Kaharingan
yang dikemukakan oleh Riwut (1993; 2003), sesuai Tetek Tatum, orang Dayak
berasal dari langit ketujuh yang diturunkan ke bumi dengan menggunakan Palangka Bulau oleh Ranying Hatalla langit di
empat tempat, yaitu:
(2) di Tantan Liang Mangan Puruk Kaminting,
yang terletak di sekitar Bukit Raya,
(3) di Datah Tangkasing hulu Sungai Malahui,
yang terletak di daerah Kalimantan Barat, dan
(4) di Puruk Kambang Tanah Siang, yang
terletak di hulu Sungai Barito.
Kata-kata Dayak “SIANG’ berasal dari sejarah yang berawal di
Sungai Mantiat .Dihulusungai
ini ada sebuah pohon yang dibri nama “SIANG” dan kayu ini kemudian tua rebah
dan lapuk dan bekas tumbangnya pohon ini kemudian menjadi aliran sungai yang
mengalir kesungai Mantiat Pari di desa Mantiat Pari sekarang. Orang
yang hidup di Lowu Korong Pinang menggunakan air sungai yang berasal dari pohon
siang ini,mereka ini kemudian di sebut Dayak Siang.Suku Dayak Siang ini
kemudian berkembang membentuk beberapa perkampungan baru dan berpencar di
beberapa tempat hingga sekarang ini.sedangkan kampong atau Lowu sejarah asal
usul mereka adalah Lowu Tomolum yang ada sampai sekarang atau desa
Tambelum ,Desa ini ada jauh sebelum zaman Belanda dan sebelum adanya
Negara Republik Indonesia ini.
Bahasa
Menurut
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah, bahasa daerah (lokal)
terdapat pada 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan
13 bahasa minoritas, yaitu:
- Bahasa dominan :
- Bahasa Melayu
- Bahasa Banjar
- Bahasa Ngaju
- Bahasa Manyan
- Bahasa Ot Danum
- Bahasa Katingan
- Bahasa Bakumpai
- Bahasa Tamuan
- Bahasa Sampit[18]
- Bahasa kelompok minoritas :
- Bahasa Mentaya
- Bahasa Pembuang
- Bahasa Dusun Kalahien
- Bahasa Balai
- Bahasa Bulik
- Bahasa Mendawai
- Bahasa Dusun Bayan
- Bahasa Dusun Tawoyan
- Bahasa Dusun Lawangan
- Bahasa Dayak Barean
- Bahasa Dayak Bara Injey
- Bahasa Kadoreh
- Bahasa Waringin
- Bahasa Kuhin (bahasa daerah pedalaman Seruyan Hulu)
dalam satu prov ada banyak suku+ tarian+bahasa. Indonesia Luar biasa
BalasHapushttp://morni_kasila.student.ipb.ac.id/
manthafffff gan lanjutkan :)
BalasHapusSemakin menambah Wawasan..
BalasHapusMantttaabbbb Gannnn